JUBIRTVNEWS.COM – Warga Ujunggenteng, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, memprotes PT. Winaros terkait limbah tambak udangnya yang dibuang ke Muara Cisepan.
Ketua Nelayan Rukun Nelayan Ujunggenteng, Asep Jaka, mengaku khawatir akan pencemaran laut Ujunggenteng yang bisa mengancam sumber pendapatan para nelayan.
“Limbahnya masuk ke Muara, dikhawatirkan ke laut. Limbah bisa saja mencemari laut yang berdampak ikan mati, akhirnya nelayan jadi ga bisa melaut,” ungkapnya kepada awak media, Minggu (9/2/25).
Kekhawatiran Asep cukup beralasan, ia bersama Ketua Karang Taruna, BPD, Pokmaswas Ujunggenteng, mengaku melihat langsung limbah tersebut ketika sedang melakukan persiapan untuk program penanaman pohon magrove pada Sabtu, 8 Januari 2025.
“Saat cek lokasi kami mencoba minta izin untuk masuk melalui jalan depan pintu gerbang tambak udang itu, namun tidak diizinkan oleh pihak keamanan. Akhirnya kami masuk lewat pesisir pantai dan menemukan air laut keruh serta bau menyengat,” terangnya.
Rupanya temuan tersebut memperkuat laporan warga “yang dua minggu terakhir mengeluhkan bau yang tidak sedap, terutama saat angin kencang,” terang Asep.
Asep memaparkan alasan kekhawatiran warga bersumber dari proses masuk keluarnya air laut ke area tambak dan Muara.
“Lautnya di pagar untuk talang air, masuk ke tambak. Yang dikhawatirkan adalah ini masuk air sedot dari laut ke tambak dibuang lagi dari muara itu. Takutnya limbah masuk ke laut dan ada pencemaran,” imbuhnya.
Perusahaan akan menata ulang dan duduk bersama dengan warga
Perwakilan pihak PT. Winaros, Endang Sudrajat, memastikan perusahaannya akan menata dan membenahi masalah pembuangan air limbah demi kebaikan bersama.
“Masalah limbah, itu hanya ada bau dan tidak menyengat, dan itu tidak akan mematikan ikan,” terangnya.
“Terkait talang pipa, itu sudah mendapat persetujuan dari warga, terutama nelayan, dengan syarat di pantai track pantai. Pipa itu kabur, jadi tidak mengganggu kegiatan track pantai,” tambahnya.
Kedepannya, direncanakan perusahaan dan warga akan bermusyawarah untuk membahas persoalan tersebut.
“Rencana ada perwakilan dari perusahaan, terus ketua Rukun Nelayan, terus ketua Pokmaswas, Karang Taruna, BPD, dan mungkin RT di samping tambak, atau mungkin juga kalau ada waktu dengan dewan Dadang Hermawan, terangnya.