JUBIRTVNEWS.COM – Bupati Sukabumi, Asep Japar menyampaikan rasa duka mendalam atas meninggalnya balita Raya yang belakangan ramai diperbincangkan publik.
Ia menegaskan pemerintah daerah akan melakukan evaluasi menyeluruh agar kejadian serupa tidak terulang.
“Saya mengucapkan duka yang sangat mendalam, semoga ananda husnul khotimah. Saya juga memohon maaf kepada warga Kabupaten Sukabumi atas kejadian ini,” ujar Asep Japar, Kamis (21/8/2025).
Bupati Asep turut mengapresiasi perhatian semua pihak terhadap kasus ini.
“Terima kasih kepada Bapak Gubernur yang telah memberikan dorongan agar peristiwa ini tidak kembali terulang. Empati kita selaku pemerintah harus diwujudkan dengan layanan prima kepada masyarakat,” tegasnya.
Ia juga menyampaikan apresiasi khusus kepada Yayasan Rumah Teduh dan pihak lain yang turut peduli.
“Terima kasih juga kepada semua unsur terkait yang telah berjuang hingga kasus ananda Raya menjadi perhatian kita semua,” kata Asep.
Sebagai tindak lanjut, Asep menegaskan akan mengevaluasi seluruh jajaran pemerintah daerah.
“Saya akan melakukan evaluasi kepada Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, puskesmas, camat, kepala desa, serta para kader,” tegas Asjap.
“Ini berlaku untuk seluruh Dinas dan Camat yang ada di Kabupaten Sukabumi, termasuk seluruh rumah sakit daerah yang ada di Kabupaten Sukabumi untuk bekerja secara maksimal dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat,” tambahnya.
Asep menambahkan, upaya ini merupakan bentuk keseriusan pemerintah daerah agar kasus serupa tidak kembali terjadi.
“Semoga apa yang dilakukan saudara-saudara kita yang telah membantu ananda menjadi amal saleh,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Kisah Raya, warga Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat sempat viral di media sosial setelah akun filantropi Rumah Teduh @rumah_teduh_sahabat_iin membagikan video kondisi balita tersebut pada Agustus 2025. Dalam video tersebut terlihat tubuh Raya dipenuhi cacing gelang (Ascaris lumbricoides) sebelum meninggal dunia.
Rekaman medis menunjukkan parasit telah menyebar di tubuh balita hingga melemahkan kondisinya.
“Setiap membayangkan, seumur hidupnya yang hanya empat tahun itu, tubuhnya digerogoti cacing dalam tubuhnya. Menyerap oksigen dan nutrisi yg sudah pas-pasan di tubuhnya. Remuk rasanya hati ini. Semoga Allah ampuni negeri ini, para pemimpin negeri ini, dan mengampuni kami saudara seimannya yg sangat terlambat membantunya,” tulis akun tersebut.
Kondisi Medis Raya
Tim dokter RSUD R Syamsudin SH, Kota Sukabumi, menjelaskan sebelum meninggal pada 22 Juli 2025, tubuh Raya dipenuhi cacing gelang (Ascaris lumbricoides). Balita pertama kali dibawa ke rumah sakit pada 13 Juli 2025 pukul 20.00 WIB dalam kondisi tidak sadarkan diri.
“Dugaan awal penyebab tidak sadarnya karena meningitis TB, komplikasi dari TB paru. Tapi setelah diobservasi sekian lama di IGD, dari hidung pasien keluar cacing gelang dewasa. Sejak itu, kita menduga berarti kemungkinan tidak sadarnya ada dua, antara ada faktor resiko tertular dari TBC nya, ada juga faktor karena infeksi cacingnya,” jelas dr Irfan Nugraha, Ketua Tim Penanganan RSUD R Syamsudin SH.
Kondisi Raya terus memburuk sejak awal perawatan. Ia sempat dirawat intensif di ruang PICU setelah konsultasi dengan dokter spesialis anak. Cacing gelang yang bersarang di tubuhnya kemungkinan sudah lama berkembang.
“Infeksi bisa terjadi ketika telur cacing tertelan, baik melalui makanan, minuman, maupun tangan yang kotor. Telur akan menetas di usus, lalu berkembang jadi larva yang bisa menyebar lewat aliran darah ke organ-organ, bahkan otak. Itu sebabnya pasien bisa tidak sadar,” ujar Irfan.









