Daerah  

Kabupaten Sukabumi Paling Banyak Ajukan DSP Hunian Tetap Bagi Korban Bencana Di Rakor Percepatan Pembangunan

Rakor Percepatan Pembangunan Hunian Tetap Korban Bencana Alam. Foto: Jubir TV/Muri

jubirtvnews.com – Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin berharap proses pembangunan rumah hunian tetap bagi korban bencana 2024 segera dibangun.

Melansir laman Pemprov Jabar @jabarprov.go.id, Kabupaten Sukabumi menjadi daerah prioritas dan yang paling banyak mengajukan Dana Siap Pakai (DSP) untuk pembangunan rumah hunian tetap.

BPBD Jabar mencatat sepanjang 2024 terjadi 1.763 bencana, mulai bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, tanah bergerak, sampai kebakaran dan gempa bumi.

Terdapat lima daerah yang mengajukan DSP ke BPBD, di antaranya Kabupaten Sukabumi untuk pembangunan 8.145 unit rumah.

“Kita tahu Jawa Barat adalah daerah rawan bencana. Dengan adanya rapat ini, kami berharap Kepala Pelaksana BPBD dapat segera membangun hunian bagi warga terdampak,” ujar Bey Machmudin usai rapat koordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Pemda Kabupaten Sukabumi, di Aula Setda Pemda Kabupaten Sukabumi, Rabu (8/1/2025).

Baca Juga :  Pj Gubernur Jabar: ASN yang Ingin Maju Pilkada 2024 di Jabar Harus Mundur 40 Hari Sebelum Daftar

Menurut Bey, rakor dengan BNPB dan Pemda Kabupaten Sukabumi dilakukan untuk mempercepat pemulihan hunian bagi masyarakat terdampak bencana di wilayah tersebut.

“Pemdaprov Jabar menyampaikan apresiasi kepada BNPB yang mengadakan rapat koordinasi percepatan hunian tetap ini,” ucapnya.

Dalam pembangunan hunian tetap, Bey berharap struktur dan desainnya mengadopsi rumah tahan gempa, mengingat Kabupaten Sukabumi termasuk juga daerah rawan gempa. Rumah tahan gempa sesuai dengan rekomendasi Kementerian Pekerjaan Umum.

Baca Juga :  Setelah Resmi Jadi Aset Pemkab Sukabumi, Alun-Alun Gadobangkong Akan Dipromosikan Dispar

“Hasil kajian geologi sudah dilakukan, dan lokasi pembangunan diperbolehkan, tetapi dengan catatan rumahnya harus tahan gempa,” jelasnya.

Menurut Bey, tidak semua lokasi permukiman yang terdampak akan dipindahkan. Pemindahan hanya dilakukan pada lokasi yang dianggap tidak aman berdasarkan kajian.

“Kami memilih lokasi yang paling aman, misalnya dari tanah berbukit ke tanah yang datar. Ini penting agar masyarakat benar-benar memahami dan memperhatikan rekomendasi,” kata Bey.

Sementara itu, Kepala BNPB Suharyanto menyatakan masa tanggap darurat di Sukabumi telah selesai dan saat ini memasuki tahap transisi darurat.

Baca Juga :  Viral Duel Pelajar di Palabuhanratu: Saling Tantang di Medsos, Berakhir Nangis Depan Ortu

Proses verifikasi data korban telah dilakukan secara terpadu oleh BNPB, Pemprov, dan Pemkab Sukabumi.

“Data dari kepala desa sudah dikumpulkan dan diverifikasi oleh tim terpadu. Hasilnya akan diajukan kebutuhan anggarannya ke BNPB, lalu ke Kementerian Keuangan. Kami memastikan proses ini berjalan cepat dan tepat,” tutur Suharyanto.

BNPB juga mendorong pelaporan kerusakan dilakukan secara bertahap agar pembangunan dapat segera dimulai. Rumah yang dibangun akan menggunakan dana stimulan pemerintah dengan standar rumah tahan gempa.

“Untuk rumah rusak berat, stimulan yang diberikan adalah Rp60 juta, dengan desain rumah sederhana sehat tahan gempa,” ungkapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *