JUBIRTVNEWS.COM – Memasuki puncak musim kemarau, krisis air bersih mulai dirasakan di sejumlah wilayah Kabupaten Sukabumi. Sebagai respons cepat, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi langsung menyalurkan bantuan air bersih ke wilayah terdampak.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi, Deden Sumpena, mengatakan bahwa pihaknya masih menunggu data pasti dari kecamatan-kecamatan mengenai jumlah wilayah yang terdampak kekeringan.
“Hari ini kami masih tunggu laporan resmi dari kecamatan. Sejauh ini baru dua desa yang ajukan permohonan drop air, yakni di Kecamatan Cibadak dan Cikakak. Wilayah selatan masih dalam proses rekap,” ujar Deden saat diwawancarai, Senin (28/7/2025).
Dalam proses distribusi air bersih, BPBD tidak bekerja sendirian. Deden menyebut, pihaknya menggandeng berbagai instansi untuk mempercepat dan memperluas jangkauan penyaluran air.
“BPBD punya tiga unit armada. Kami di-backup oleh Dinas Sosial, PMI, PDAM, dan juga beberapa perusahaan air minum. Untuk daerah utara, PDAM bantu suplai air. Tantangan terbesar kami justru di wilayah selatan, karena sumber air bersih sangat terbatas,” jelasnya.
Wilayah selatan Kabupaten Sukabumi disebut sebagai daerah yang paling berisiko mengalami krisis air. Beberapa kecamatan yang masuk dalam peta rawan antara lain Ciracap, Ciemas, Kalibunder, Tegalbuleud, Sagaranten, Purabaya, hingga Pabuaran.
“Hari ini kami sudah mulai kirim bantuan ke Cikakak, tepatnya di Kampung Cimenteng, Desa Sukamaju. Ini salah satu wilayah yang krisis air bersih paling awal,” tegas Deden.
BPBD terus memantau perkembangan dan siap melakukan distribusi tambahan jika permintaan dari kecamatan meningkat. Pemerintah mengimbau masyarakat untuk hemat air dan melapor jika mulai terdampak kekeringan.










