Daerah  

Bantah Biaya Replika Penyu Alun-alun Gadobangkong Rp15,6 M, Begini Kata Disperkim Jabar!

Disperkim Jabar bantah biaya pembangunan replika penyu di Alun-alun Gadobangkong Sukabumi capai Rp15,6 Miliar seperti ramai di publik.

Pemkab Sukabumi Buka Suara Terkait Polemik Ornamen Penyu hingga Pembangunan Alun-Alun Gadobangkong | Foto: Muri

JUBIRTVNEWS.COM – Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Jawa Barat Indra Maha angkat bicara terkait hebohnya pemberitaan terkait ornamen penyu di Alun-Alun Gadobangkong, Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi.

Indra membantah biaya pembangunan replika penyu raksasa di Alun-alun tersebut mencapai Rp15,6 miliar seperti yang ramai diperbincangkan publik dan tengah viral di media sosial.

Menurutnya, anggaran Rp15,6 miliar atau tepatnya Rp15.679.756.800 dipergunakan untuk membangun keseluruhan kompleks alun–alun Gadobangkong di pinggir laut.

“Komponennya tidak hanya replika penyu saja, tapi juga mencakup sarana dan prasarana seperti selfie deck, leuit, gedung kuliner,” kata Indra dalam rilis yang disiarkan Humas Jabar, Rabu (5/3/2025).

Baca Juga :  PPK Simpenan Gelar Kirab Pilkada Serentak 2024, Targetkan Peningkatan Partisipasi Pemilih

Tak hanya itu, Indra menyebut anggaran Rp15,6 miliar juga dipakai untuk pekerjaan site development berupa plaza, jalan, area parkir, pedestrian, taman, saluran, signage alun-alun, dengan total luasan penataan mencapai 9.812 meter persegi.

Indra kemudian memastikan patung penyu terbuat dari bahan resin yang tidak murah. Adapun bahan kardus dipakai untuk mencetak bentuk penyu dan bambu sebagai penahan.

“Jadi bukan terbuat dari kardus, tetapi kardus digunakan sebagai bahan pembentuknya saja,” ujar Indra Maha.

Menurut Indra, ornamen penyu dari resin tersebut rusak akibat ulah pengunjung yang naik duduk-duduk di atas bagian tempurung penyu, padahal sudah disediakan selfie deck di bawah.

Baca Juga :  Sempat Memanas, Akhirnya Para Demonstran Elf di Kantor Dishub Kabupaten Sukabumi Dapatkan Kepastian

“Pada praktiknya penyu bukan hanya jadi objek foto saja tapi ada pengunjung berfoto sambil menduduki replika penyu tersebut sehingga rusak,” kata Indra.

Indra menjelaskan, Alun-alun Gadobangkong sebetulnya sudah selesai dikerjakan oleh kontraktor sejak lama.

Penataan telah melewati semua tahapan meliputi: perencanaan, pengadaan, konstruksi fisik, serah terima pertama, pertanggungjawaban pemeriksaan, pemeliharaan pascakonstruksi fisik, hingga serah terima akhir.

Pada Maret 2024, lanjut Indra, terjadi gelombang pasang yang menyebabkan area taman terendam banjir rob selama lima hari sehingga rusak.

Baca Juga :  Oknum Guru Diduga Cekik Siswanya di Kelas karena Bola di Palabuhanratu Sukabumi

Karena pada waktu bencana terjadi masih dalam masa pemeliharaan, kontraktor memperbaiki alun – alun, sampai akhirnya diserahterimakan dari Provinsi ke Pemda Kabupaten Sukabumi pada 12 September 2024.

Pascaramai di media sosial tentang replika penyu dari kardus seharga Rp15,6 miliar, Indra menyebut Pemprov Jabar langsung berkoordinasi dengan Pemda Kabupaten Sukabumi.

Saat ini, kata Indra, pihak kontraktor sedang memperbaiki kerusakan pada replika penyu raksasa, sebagai bentuk rasa memiliki fasilitas tersebut. “Mereka merasa bagian dari masyarakat Kabupaten Sukabumi,” tutup Indra.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!