JUBIRTVNEWS.COM – Nama Eyang Santri Dalem atau yang akrab disebut Eyang Cigangsa begitu melekat dalam ingatan masyarakat Pajampangan, khususnya warga Surade, Sukabumi bagian selatan. Sosok kharismatik ini diyakini sebagai tokoh kunci dalam sejarah terbentuknya Surade sekaligus pendiri pesantren pertama di wilayah tersebut.
Kamaludin (73), tokoh masyarakat Pajampangan yang juga keturunan langsung Eyang Santri Dalem, menyampaikan bahwa sang ulama memiliki nama asli Raden Suranangga, putra dari Raden Arya Adipati Jagabaya, Bupati Galuh Imbanagara (Ciamis) pada 1732–1751. Masa kepemimpinan Jagabaya berada dalam situasi politik genting: tekanan kolonial Belanda dan gejolak kekuasaan di tanah Mataram. Demi menjaga keselamatan keluarga serta mempersiapkan strategi perebutan kekuasaan, Jagabaya mengungsikan putra-putrinya ke berbagai daerah.
Salah satunya adalah Raden Suranangga. Bersama sang istri, Ming Maung Mangale-ngale Jukung, ia mengarah ke barat menuju Jampangkulon pada awal 1750. Di sebuah kawasan yang kini dikenal sebagai sekitar Terminal Surade, ia membuka perkampungan pertama cikal bakal berdirinya Surade.
“Di situlah Raden Suranangga membangun hunian sebagai tempat beristirahat dan bermukim,” tutur Kamaludin, Rabu (3/12/2025).
Pada tahun 1775, Raden Suranangga memperdalam ilmu agama di pesantren Sindangkasih, Ciamis, di bawah bimbingan Ajengan Idris. Sepulangnya, ia mendirikan sebuah pesantren yang dikenal dengan nama Batu Suhunan atau Batu Masigit yang kemudian diabadikan sebagai nama kampung di Kelurahan Surade. Dari tempat inilah dakwah Islam berkembang pesat di wilayah selatan Sukabumi.
Selain berdakwah, Raden Suranangga dipercaya memegang jabatan pemerintahan. Pada 1811 ia tercatat pernah menjabat sebagai Bupati di wilayah Ladeh, sekitar Wado, Sumedang.
Eyang Santri Dalem wafat pada 1817 dan dimakamkan di Kampung Cigangsa (Cihaur Kuning), Desa Kadaleman, Kecamatan Surade. Hingga kini makamnya menjadi lokasi ziarah bagi para peziarah dari berbagai wilayah.
Pengabdian Eyang Santri Dalem dikenang melalui penetapan nama jalannya Jalan Eyang Santri Dalem yang menghubungkan Kelurahan Surade dengan Desa Kadaleman dan Desa Caringinnunggal, Kecamatan Waluran. Penetapan tersebut dilakukan oleh Bupati Sukabumi Sukmawijaya.
Warisan spiritualnya juga tetap hidup. Pondok pesantren yang ia dirikan masih dijaga dan diteruskan oleh para keturunannya. Kisah perjuangan dan keberadaannya turut termaktub dalam Piagam Sunan Nalagangsa (Batok Putih), salah satu dokumen penting sejarah Pajampangan.









