Dalam sesi ini, ia memaparkan perkembangan kebijakan kurikulum nasional, termasuk rencana penerapan pembelajaran mendalam (deep learning) yang akan mulai diimplementasikan pada tahun ajaran mendatang.
Ditekankan pula bahwa perubahan kurikulum tidak serta-merta dilakukan, melainkan melalui evaluasi sistemik terhadap tata kelola pelaksanaan pendidikan yang ada.
Salah satu implikasi dari penerapan deep learning adalah penguatan dimensi Profil Pelajar Pancasila, yang akan disesuaikan dari enam dimensi menjadi delapan dimensi untuk menjawab tantangan pembelajaran abad ke-21.
Dengan sinergi antara dunia akademik dan pemerintah daerah, kegiatan ini diharapkan menjadi fondasi kuat dalam mendukung transformasi pendidikan di Kabupaten Garut secara berkelanjutan.
Kemendikdasmen merencanakan pengembangan model pembelajaran yang lebih mendalam atau deep learning.
Penerapan pendekatan ini tentu akan berdampak pada berbagai aspek dalam sistem pendidikan dan direncanakan mulai diterapkan pada tahun ajaran baru mendatang. Salah satu dampaknya adalah penyesuaian pada implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), di mana dimensi profil lulusan akan mengalami perubahan dari enam dimensi menjadi delapan dimensi.
Selain itu, dalam pemaparannya, Dr. Laksmi menjelaskan bahwa penerapan deep learning ke depan akan disertai dengan penambahan mata pelajaran pilihan yang relevan dengan perkembangan zaman, seperti coding dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Mata pelajaran ini direncanakan mulai diterapkan secara bertahap dari jenjang Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan (SMA/SMK).
Inisiatif ini tidak semata-mata ditujukan agar peserta didik mampu mengoperasikan teknologi digital, melainkan untuk membentuk karakter yang bijak dan bertanggung jawab dalam menggunakan teknologi tersebut. Harapannya, peserta didik tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga mampu menjadi pencipta dalam era transformasi digital.









